Rabu, 21 Desember 2016

Evaluasi Penerapan Otomasi perpustakaan


PENDAHULUAN
Pemanfaatan teknologi informasi telah menyebar hampir di semua bidang termasuk perpustakaan. Kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat membawa konsekuensi dilakukannya proses pengolahan data berbasis teknologi informasi, sehingga secara efektif dan efisien dapat menghasilkan keluaran produk informasi yang beraneka ragam. Produk yang dihasilkan oleh teknologi informasi di perpustakaan berupa e-library, e-book, curent information service yang semua terangkum dalam sistem informasi perpustakaan yang terintegrasi melalui otomasi perpustakaan.
Teknologi informasi memberikan perpustakaan suatu alat bantu komunikasi dan analisis untuk menjalankan kegiatan utamanya dan mengelola informasi secara global melalui sistem informasi. Sistem informasi merupakan dasar dari produk informasi dan jasa berbasis pengetahuan dan membantu perpustakaan untuk mengelola aset-aset pengetahuan mereka. Dengan adanya sistem informasi berupa otomasi perpustakaan ini menjadikan kemampuan dalam pengelolaan informasi untuk menghadapi struktur yang lebih efisien, lebih terdesentralisasi dan lebih fleksibel dalam mengatur kegiatan perpustakaan, Sumber Daya Manusia juga manajemen.
Sebagai institusi pengelola informasi, perpustakaan telah menerapkan Teknologi Informasi secara pesat. Hal itu dapat dilihat dari makin banyaknya perpustakaan yang memanfaatkan Teknologi Informasi mulai dari perpustakaan manual, perpustakaan terotomasi hingga perpustakaan digital atau cyber library. Perkembangan perpustakaan masa kini dapat dilihat dari tingkat penerapan Teknologi Informasi untuk menunjang kegiatannya,  jumlah dan jenis koleksi yang tersedia, serta jumlah pengguna baik langsung maupun tidak langsung.
Kebutuhan perpustakaan akan Teknologi Informasi  berkaitan erat dengan peran perpustakaan sebagai kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta budaya yang berkembang pesat seiring dengan kegiatan menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia akan informasi. Perpustakaan mendistribusikan informasi dengan cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola, dan menyediakannya untuk pengguna[1].
Menurut Muharti[2], penerapan Teknologi Informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
1. Sebagai sistem informasi manajemen perpustakaan.
Kegiatan atau pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan antara lain adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, serta pengelolaan data anggota dan statistik. Fungsi ini sering diistilahkan sebagai bentuk otomasi perpustakaan.
 2. Sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan Teknologi Informasi dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan perpustakaan digital. Kedua fungsi Teknologi Informasi ini dapat diterapkan secara terpisah maupun terintegrasi dalam suatu sistem informasi. Hal itu sangat bergantung pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan, sumber daya manusia, dan infrastruktur yang mendukung keduanya.
Faktor-faktor yang menunjang aplikasi Teknologi Informasi  di perpustakaan antara lain adalah: (1) kemudahan dalam mendapatkan produk Teknologi Informasi, (2) harga produk Teknologi Informasi yang makin terjangkau, (3) kemampuan Teknologi Informasi dalam meningkatkan kinerja pengelolaan perpustakaan, dan (4) makin meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang serba click.
Selain faktor-faktor tersebut, alasan lain penerapan Teknologi Informasi di perpustakaan adalah: (1) untuk meningkatkan efisiensi dan mempermudah kerja, (2) untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pengguna, (3) untuk meningkatkan citra, dan (4) turut mengembangkan infrastruktur unit kerja pada tingkat regional, nasional, dan global.
Teknologi informasi telah lama dikenal di bidang perpustakaan. Ada beberapa definisi tentang Teknologi Informasi. Menurut Haryadi (1993), Teknologi Informasi adalah teknologi yang diterapkan dalam proses pengadaan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan informasi. Istilah yang dipakai untuk menyatakan konsep pemanfaatan Teknologi Informasi di perpustakaan adalah otomasi perpustakaan (library automation). Otomasi perpustakaan dimaksudkan sebagai penggunaan Teknologi Informasi khususnya komputer untuk keperluan pengelolaan perpustakaan[3].
Menurut Fahmi[4], cakupan otomasi perpustakaan meliputi pengadaan koleksi, katalogisasi, inventarisasi, sirkulasi, reserve, peminjaman antarperpustakaan, pengelolaan
terbitan berkala, penyediaan katalog (on-line public access catalogue = OPAC), dan pengelolaan data. Pelayanan informasi merupakan bagian terintegrasi dan terpenting dari suatu sistem otomasi perpustakaan.
Pelayanan informasi dapat dikembangkan dengan menyediakan koleksi berbentuk digital yang dikemas dalam bentuk alih media, berupa: koleksi softcopy, e-journal, e-book, yang informasinya dapat diakses melalui website perpustakaan.
Untuk mengelola perpustakaan secara mudah dan cepat dapat direalisasikan dengan menerapkan otomasi. Menurut Sophia[5], penggunaan teknologi komputer di perpustakaan memiliki manfaat yang sangat besar karena dapat mempercepat penemuan kembali informasi, memperlancar proses pengolahan, pengadaan bahan pustaka dan komunikasi antarperpustakaan serta menjamin pengelolaan data administrasi perpustakaan.
            Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang sebagai unit pengelola teknis perpustakaan perguruan tinggi tentunya dituntut oleh sivitas akademikanya yaitu staf pengajar, mahasiswa dan dosen untuk dapat memenuhi kebutuhan sumber informasi yang tersedia di perpusakaan sehingga dapat diakses dengan mudah, cepat dan relevan sesuai dengan kebutuhan dalam proses belajar mereka.
            Kebutuhan sistem informasi ini tentunya harus didukung dengan adanya penerapan teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka sivitas akademika Politeknik Negeri Semarang. Kebutuhan dari sivitas akademika ini anatara lain sumber informasi dapat diakses melalui media intranet maupun internet. Adanya otomasi perpustakaan akan memberikan kemudahan pemustaka sivitas akademika dalam menemukan sumber informasi dengan mudah.
            Sistem informasi yang disediakan oleh perpustakaan memberikan kontribusi lebih  bagi perpustakaan yaitu sebagai alat untuk memudahkan dalam pekerjaan teknis di perpustakaan. Sedangkan bagi pemustaka perpustakaan, sistem informasi tersebut dapat memudahkan dalam temu kembali informasi. Adanya perancangan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemustaka, maka sistem tersebut dapat berdaya guna dan sesuai dengan visi misi yang telah ditetapkan oleh perpustakaan.

PENERAPAN OTOMASI DI PERPUSTAKAAN
Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang merupakan salah satu perpustakaan yang mulai melakukan penerapan Teknologi Informasi dalam pengelolaan sumber informasi. Penerapan otomasi di perpustakaan Politeknik Negeri Semarang bertujuan untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia, memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia, mempermudah dan mempercepat pencarian informasi, meningkatkan pelayanan yang cepat dan akurat, dan mempersiapkan perpustakaan digital. Hal tersebut sesuai dengan visi dan misi UPT perpustakaan, sehingga penerapan teknologi informasi ini akan memberikan kontribusi lebih dalam pelayanan kepada pemustaka sivitas akademika guna mendukung proses belajar mengajar mahasiswa.
Koleksi perpustakaan Politeknik Negeri Semarang meliputi buku, majalah, koran, jurnal, CD (buku, program, dan majalah), laporan penelitian, laporan pengabdian kepada masyarakat, softcopy tugas akhir dan laporan akhir mahasiswa. Koleksi perpustakaan tersebut akan memberikan kemanfaatan bagi pemustaka sivitas akademika, apabila dapat diketahui secara luas baik melalui media intranet maupun internet. Untuk memenuhi kebutuhan akses melalui intranet dan internet tersebut, maka perlunya perpustakaan menyediakan layanan perpustakaan dengan menggunakan otomasi.
Otomasi perpustakaan guna mendukung kegiatan proses belajar mengajar sivitas akademika Politeknik Negeri Semarang ini yang digunakan untuk kegiatan otomasi perpustakaannya adalah Sistem Informasi Perpustakaan (SIPUS) dengan menggunakan tujuh pangkalan data, yaitu:
1.    Pangkalan data katalog buku, berisi informasi judul-judul buku dengan hanya menampilkan diskripsi bibliografis dari buku tersebut. Dalam pangkalan data ini juga dilampirkan koleksi perpustakaan yang berbentuk CD (program, buku, dan cd majalah).
2.    Pangkalan data hasil penelitian, berisi informasi tentang judul-judul hasil penelitian dosen dilengkapi dengan softcopy dari hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
3.    Pangkalan data laporan akhir dan tugas akhir mahasiswa berisi daftar judul-judul tentang hasil laporan tugas akhir dan laporan akhir.
4.    Pangkalan data Jurnal, berisi informasi mengenai daftar judul-judul jurnal yang tersedia di perpustakaan Politeknik Negeri Semarang.
5.    Pangkalan data koleksi softcopy tugas akhir dan laporan akhir mahasiswa, berisi fulltext laporan akhir dan tugas akhir mahasiswa.
6.    Pangkalan data indeks dan bibliografi, pangkalan data ini berisi daftar indek dan bibliografi koleksi yang ada di perpustakaan.
7.    Pangkalan data pengolahan bahan pustaka, berisi tentang daftar inventarisasi koleksi perpustakaan dari hasil input data koleksi bahan pustaka hingga proses buku siap layan.

PEMBAHASAN
            Kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat didukung teknologi komunikasi membawa konsekuensi dilakukakannya proses pengolahan data berbasis teknologi informasi sehingga secara efektif dan efiesien menghasilkan keluaran produk informasi yang beraneka ragam.
Produk  informasi itu dapat beraneka ragam, diantaranya e-library, e-book, current information service yang semuanya masuk dalam kategori perpustakaan digital ( digital library) di mana penyebaran informasi yang paling banyak dilakukan via internet serta kemudahan-kemudahan produk lainnya dalam bentuk digital yang  didapatkan dalam bentuk file dokumen doc, pdf, picture, grafik, peta dan lain sebagiannya yang media pembacanya menggunakan teknologi informasi.
Pengembangan sistem perpustakaan terotomasi merupakan sistem aplikasi perpustakaan elektronik, yang mampu menyimpan dan mengolah dokumen secara digital serta memiliki sistem interkoneksi antar  perpustakaan yang terdapat pada masing-masing satuan kerja melalui jaringan intranet.
Melalui proses pengembangan sistem informasi pepustakaan  secara online,  maka  akan memudahkan  pengguna dalam mencari data dan informasi bahan pustaka. Berbagai kemudahan  pengaksesan pada sistem perpustakaan terotomasi ini,  antara lain: 1)  mampu mengakses dokumen dengan sekali klik, 2) Pengguna dapat dengan mudah bernavigasi, mampu mencari dan menemukan kembali data/informasi dengan mudah dan   cepat, 3) mampu menjamin hasil pencarian yang akurat, memiliki fasilitas cetak online.
Disamping itu dengan penambahan fasilitas-fasilitas yang ada,  juga mempunyai keuntungan-keuntungan antara lain : a) pengorganisasian buku-buku menjadi lebih mudah dalam bentuk digital dan dapat disimpan dalam sebuah komputer dengan jumlah koleksi hingga ratusan ribu,  b) pencarian atau pengaksesan dapat dilakukan lebih cepat dan dapat langsung dibaca, c) dapat diakses oleh siapa saja, kapan dan dimana saja, d) tidak membutuhkan banyak tenaga perpustakaan dan ruangan yang luas,  e) dapat berbagi koleksi digital dengan perpustakaan lainnya melalui jaringan internet,  f) memudahkan dalam manajemen koleksi perpustakaan, data peminjam, dan sirkulasi koleksi perpustakaan, g) untuk jangka panjang, koleksi digital dapat mengurangi biaya penggandaan, pemeliharaan dan penyampaiannya.
Sistem otomasi perpustakaan mencakup beberapa unsur atau syarat yang saling mendukung dan terkait[6]. Unsur-unsur tersebut meliputi pemustaka, perangkat lunak, perangkat keras, dan data.

Pemustaka
Pemustaka merupakan unsur utama dalam sistem otomasi perpustakaan. Pengembangan sistem perpustakaan hendaknya selalu memperhatikan masukan pemustaka yaitu sivitas akademika Politeknik Negeri Semarang, seperti mahasiswa, staf pengajar, dan karyawan. Kebutuhan pokok  pemustaka perpustakaan Politeknik Negeri Semarang adalah sumber informasi berupa bahan pustaka yang sesuai dengan silabi yang telah diterbitkan oleh masing-masing jurusan.
Kebutuhan penunjang pemustaka yaitu hasil karya lokal content (TA, PA, Laporan penelitian, artikel majalah, Laporan pengabdian kepada masyarakat), selain kebutuhan tersebut, pemustaka mempunyai kebutuhan lain yaitu koleksi populer seperti cara-cara praktis, tips-tips sederhana yang dapat diperoleh melalui majalah, surat kabar maupun buletin yang digunakan juga untuk menunjang dalam proses belajar mengajar mereka. Disamping itu bagi pemustaka staf pengajar, kebutuhan mereka adalah jurnal-jurnal ilmiah maupun e-journal yang digunakan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan dan penelitian dalam rangka memenuhi tri dharmanya.
Untuk kebutuhan lain diluar koleksi bahan pustaka, para pemustaka sivitas akademika Politeknik Negeri Semarang juga membutuhkan sarana dan prasarana yang meliputi kemudahan akses untuk koleksi perpustakaan melalui website dan koleksi e- journal, e-book dan hotspot area. Dengan melihat hal tersebut diatas, maka perlunya sistem perpustakaan yang terotomasi sehingga sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dapat diakses dengan mudah baik melalui intranet maupun internet.
Untuk memenuhi kebutuhan dalam mengakses sumber informasi baik intranet maupun internet bagi sivitas akademika Politeknik Negeri Semarang, pihak manajemen telah menyediakan hotspot area di beberapa titik di lingkungan Politeknik Negeri Semarang. Ada 4 (empat) titik hotspot area yaitu gedung administrasi pusat, gedung sekolah A, gedung sekolah B dan jurusan elektro.

Perangkat Lunak
Perangkat lunak diartikan sebagai prosedur untuk mengoperasikan komputer dalam rangka mengolah data menjadi informasi sesuai dengan permintaan pengguna. Perangkat
lunak kini mampu diaplikasikan dalam berbagai sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam waktu bersamaan (multi-tasking), mampu mengelola data secara handal, dan dapat dioperasikan secara bersama-sama (multi-user).
Perangkat lunak perpustakaan telah banyak tersedia, baik dari luar maupun dalam negeri, dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan dan harga yang bervariasi. Perangkat lunak perpustakaan yang telah lama dikenal adalah CDS/ISIS dan WINISIS, SENAYAN, SIPRUS, NCI Bookman dan lain sebagainya. Perangkat lunak tersebut dapat diperoleh baik secara secara gratis (freeware) maupun dengan membeli dari vendor.
 Sistem informasi perpustakaan ini difungsikan untuk pelaksanaan pekerjaan operasional perpustakaan, seperti registrasi, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan informasi terbitan berkala, dan sirkulasi. Perangkat Lunak yang digunakan oelh perpustakaan Politeknik Negeri Semarang yaitu SIPUS. SIPUS merupakan hasil buatan dari kerjasama antara pustakawan dengan salah seorang IT pada Unit Komputer di Politeknik Negeri Semarang. Pertimbangan untuk tidak menggunakan perangkat lunak dari luar Politeknik Negeri Semarang adalah karena adanya beberapa pertimbangan, yaitu: 1) Efisiensi biaya, 2) apabila ingin menambah field dan modul baru sesuai kebutuhan akan mudah menghubungi programmernya karena masih dalam satu kantor, 3) Efisiensi waktu, 4) mudah diajak kerjasama.  
Akan tetapi karena ada keterbatasan sumber daya IT di Politeknik Negeri Semarang, seperti halnya perangkat lunak yang digunakan oleh perpustakaan Politeknik Negeri Semarang SIPUS ini masih ada kekurangannya yaitu:
1.    Belum bisa terintegrasi dengan pangkalan data pengolahan, sehingga admin tiap hari harus backup data ke server.
2.    Data denda belum data terotomasi sesuai hari kerja, hal ini membutuhkan penghitungan manual untuk mengurangi hari libur.
3.    Laporan statistik peminjamnya dalam penghitungan hasil akhirnya tidak valid, karena data peminjam hanya terekam satu kali saja dalam sehari, walaupun peminjam tersebut telah melakukan lebih dari satu kali transaksi.  
4.    output katalog tidak dapat dicetak dan harus membuat secara manual.
5.    Server belum dapat digunakan karena masih dalam proses penginstallan sehingga data belum dapat disimpan melalui server.
6.    Belum dapat terkoneksi dengan internet, hal ini dikarenakan belum tersedianya bandwitch sendiri khusus untuk perpustakaan, sehingga memudahkan perpustakaan dalam menshare informasi sesuai kebutuhan pemustaka.
Pangkalan data SIPUS ini agar dapat diakses oleh para pemustaka sivitas akademika Politeknik Negeri Semarang, perpustakaan telah dilengkapi dengan jaringan komputer yang menghubungkan data perpustakaan dengan komputer yang ada di lingkungan Politeknik Negeri Semarang. Pada sistem jaringan melalui LAN ini proses pengelolaan dan pemanfaatan SIPUS dapat dilakukan secara terpadu melalui jaringan intranet oleh semua sivitas akademika Politeknik Negeri Semarang..
Pada kesempatan yang sama pustakawan dapat melakukan inputing data atau entri data saat pemustaka sedang mencari dan memanfaatkan data dengan cara mengakses melalui komputer.

Perangkat Keras
Komputer dan Jaringan
Komputer adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data secara cepat dan tepat menjadi informasi. Pendapat lain mengatakan komputer merupakan suatu
komponen fisik dari sistem komputer yang memerlukan perangkat lunak untuk menjalankannya.
Pelaksanaan otomasi perpustakaan tidak dapat terlepas dari sumber daya dan sarana. Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang telah mempersiapkan perpustakaan digital sejak tahun 1994. Kegiatan otomasi diawali dengan mendapatkan hibah program MetaMarc dari SIAP Australi. Namun dalam menuju perpustakaan digital tersebut pada awalnya banyak menemui kendala yang dihadapi, terutama berkaitan dengan sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana perpustakaan Politeknik Negeri Semarang meliputi komputer yang dilengkapi jaringan internet dan LAN serta scanner, Akan tetapi pada tahun 2011 ini perpustakaan Politeknik Negeri Semarang mendapatkan anggaran dari APBN-P khusus untuk e-library, yang meliputi :
  1. Komputer untuk mengakses sumber informasi digital, baik koleksi buku, tugas akhir dan laporan akhir, jurnal dan koleksi CD.
  2. Jaringan melalui  web base, sehingga semua sumber informasi dapat diakses melalui internet
  3. Scanner dokumen yang mempunyai kapasitas scan yang cepat.
  4. Software program e-library.
  5. Bandwith khusus untuk perpustakaan.
Akan tetapi semua sarana dan prasarana tersebut diatas masih dalam proses pengerjaan, dan belum tahu sampai kapan dapat digunakan. Sebenarnya kalau menurut jadwal pengadaannya sarana dan prasaran tersebut sudah dapat digunakan mulai bulan desember, akan tetapi sampai akhir januari belum bisa dioperasikan.

Jaringan Komputer
Jaringan komputer menjadi prasyarat utama dalam pembangunan otomasi perpustakaan. Dengan tersedianya jaringan maka berbagai sumber daya dapat dimanfaatkan secara bersama-sama oleh pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi waktu, ruang, dan tenaga. Perangkat jaringan atau LAN terdiri atas komputer, LAN card, terminal kabel (hub), dan kabel data. Untuk meningkatkan akses yang lebih luas ke luar gedung diperlukan tambahan perangkat, yaitu saluran telepon dan modem. Ada dua jenis komputer dalam jaringan, yaitu komputer penyimpan data yang dikenal dengan nama server, dan komputer pengakses data yang dikenal dengan nama workstation.
Tabel 1. Sarana dan prasarana penunjang perpustakaan Politeknik Negeri Semarang
Sumber daya perpustakaan
Jumlah (buah)
Komputer PC
59
Printer
12
Scanner
5
Laptop
6
Dongel/WIFI
8
Jaringan kabel
ada
Akses Point
2
Walmond Rack
1

Dengan tersedianya jaringan komputer, pengguna dapat memanfaatkan semua informasi yang disediakan tanpa harus pergi ke perpustakaan. Sivitas akademika Politeknik Negeri Semarang dapat menelusur, melihat, dan mencetak hasil penelusuran tanpa beranjak dari ruang kerjanya.
Komputer yang dapat mengakses intranet dan internet yang terdapat di perpustakaan Politeknik Negeri Semarang mencapai 95% dari seluruh komputer yang dimiliki oleh perpustakaan (tabel 2.).  Hal ini menjadi modal awal untuk meningkatkan akses ke sumber informasi. Penambahan jumlah komputer yang terhubung ke jaringan tidak membutuhkan biaya yang besar, karena tinggal menambahkan LAN card saja.
 Tabel 2. Jumlah komputer yang dimiliki Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang
Lokasi
Jumlah komputer
Total
Untuk Akses
Bagian Sirkulasi
-          OPAC
-          Layanan
-          E-Library
-          Layanan TA

4
5
6
3

4
4
6
2
Bagian Teknologi Informasi
-          Layanan Internet
-          Petugas
-          Pengetikan

20
3
1

20
3
-
Bagian Pengolahan
-          petugas

3

3
5 Jurusan
5
5
Gedung kerjasama
3
3
Laboratorium AN
3
3
Sekretaris
2
2
Kepala
1
1
JUMLAH
59
56 (95,%)

Data
Data merupakan bahan baku informasi, dapat didefinisikan sebagai kelompok teratur dari simbol-simbol yang mewakili kuantitas, fakta, tindakan, benda, dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter, dapat berupa alfabet, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file, dan database.
Sistem informasi menerima masukan data dan instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi, kemudian mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yang dikumpulkan  dan diolah dalam periode sebelumnya. Oleh karena itu, ditambahkan sebuah tempat penyimpanan data (data file storage) ke dalam model sistem informasi, sehingga tersedia baik bagi data baru maupun data yang dikumpulkan
dan disimpan sebelumnya.
Jumlah koleksi tercetak yang dimiliki perpustakaan Politeknik Negeri Semarang dan jumlah koleksi yang telah diolah dalam bentuk informasi bibliografis dan artikel lengkap sampai akhir 2011 disajikan pada Tabel 3.
Informasi bibliografis yang tersedia baru mencapai 39,17% dari jumlah koleksi yang ada, sedangkan informasi yang telah mempunyai artikel lengkap baru 4,95%. Artinya 4,95% dari koleksi yang ada dapat dicari dengan cepat dan mudah dicetak oleh pengguna tanpa harus beranjak dari ruangannya.
Untuk memanfaatkan sebagian besar informasi (95,05%), pengguna harus datang ke perpustakaan dan dengan sabar menunggu bila koleksi yang diinginkan sedang dimanfaatkan oleh pengguna lain. Jumlah artikel lengkap yang dapat disediakan sampai tahun 2011 baru mencapai 4,95%, dengan rincian buku 1,21% serta majalah, laporan dan prosiding 3,74% (Tabel 3).
Tabel 3. Perbandingan antara jumlah cantuman pangkalan data terhadap koleksi tercetak
Jenis Koleksi
Jumlah Koleksi Tercetak
Jumlah rekod pada pangkalan data
Jumlah artikel lengkap
Buku



Jurnal ilmiah



Local Content
(TA, LA, Penenlitian)



CD, kaset, softcopy




Rendahnya penyediaan artikel lengkap tersebut disebabkan belum optimalnya pemanfaatan sumber daya manusia yang ada dan belum tersedianya peralatan alih media (scanner).
Jumlah cantuman bibliografis baru mencapai 39,17 rekod. Penyediaan artikel lengkap dilakukan dengan cara meminta file artikel lengkap bahan yang akan dicetak dari bagian publikasi dan mengkonversinya menjadi file berformat PDF dengan menggunakan perangkat lunak acrobat destiller. Namun demikian, tidak semua file masih tersedia di bagian publikasi sehingga scanner sangat diperlukan untuk pengembangan digitasi materi perpustakaan ke depan.
Perkembangan jumlah cantuman bibliografis pada pangkalan data terus meningkat selama tahun 1982-2011 (Tabel 4).
Tabel 4. Daftar perkembangan jumlah cantuman pangkalan data

         Jenis Katalog
Jumlah (judul)
1982-1996
1997-2002
2003-2008
2009-2011
Buku




Jurnal ilmiah




Local Content
(TA, LA, Penenlitian)




CD, kaset, softcopy





Jumlah cantuman buku meningkat 200 judul pada periode 2004-2005, dan pada tahun 2005-2006 sebanyak 400 judul. Untuk pangkalan data literatur ilmiah, pada periode yang sama terjadi peningkatan masing-masing 1.149 dan 2.202 judul. Dengan demikian, jumlah cantuman meningkat 200% setiap tahun

Sumber Daya Manusia
            Sumber daya manusia yang mendukung dalam kelancaran dan keberlangsungan otomasi di perpustakaan perlu mendapat perhatian penting dari pihak manajemen perpustakaan. Faktor ketrampilan dan keahlian sumber daya juga harus menjadi perhatian, sehingga perlunya staf IT dan pustakawan mengikuti  program pelatihan dan pengembangan ketrampilan secara berkala.
            Perlunya kerjasama dan sinergi antara pustakawan dan staf IT dalam rangka menjaga keberlangsungan sistem informasi perpustakaan akan memberikan dampak yang positif untuk pengembangan otomasi di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pemustaka agar tidak ketinggalan dengan teknologi informasi yang berkembang.

Standar Operasional Prosedur
Standar operasional prosedur adalah alat untuk mengatur setiap subsistem yang terlibat dalam suatu sistem, sehingga otomasi perpustakaan dapat berjalan sesuai dengan harapan, mulai dari penyediaan sampai pemanfaatan informasi. SOP perpustakaan Politeknik Negeri Semarang telah dibuat. Standar Operasional Perpustakaan yang ada di Politeknik Negeri Semarang mengadopsi sistem manajemen mutu ISO 9000 yang telah mendapatkan sertifikasi dari SGS mulai dari tahun 2009 sampai sekarang.

KESIMPULAN
Peningkatan penyediaan informasi yang berbentuk digital menjadi prioritas dalam pengembangan otomasi perpustakaan Politeknik Negeri Semarang ke depan. Hingga tahun 2011, perpustakaan Politeknik Negeri Semarang baru mampu menyediakan informasi digital dalam bentuk bibliografis sebanyak 39,17% dan artikel lengkap 4,95%. Lambatnya penyediaan informasi digital disebabkan oleh keterbatasan sarana dan sumber daya manusia.
Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka sivitas akademika Politeknik Negeri Semarang, pengembangan digitalisasi materi perpustakaan perlu memperhatikan kebutuhan pemustaka sivitas akademika Politeknik Negeri Semarang, yaitu kebutuhan sumber informasi yang dapat diakses melalui intranet dan internet.
Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang telah membangun 7 (tujuh) pangkalan data untuk melayani kebutuhan informasi peustaka, yaitu pangkalan data buku dengan jumlah cantuman 650 rekod (111 rekod berartikel lengkap), pangkalan data literatur ilmiah 3.451cantuman (407 rekod berartikel lengkap), dan pangkalan data foto 8 buah. Prosedur akses informasi yang tersedia di perpustakaan Politeknik Negeri Semarang perlu disosialisasikan untuk meningkatkan pemanfaatan informasi yang tersedia.
Untuk mempercepat penyediaan sumber informasi di perpustakaan Politeknik Negeri Semarang, selain dengan meningkatkan koordinasi perpustakaan dengan bagian publikasi, juga perlu disediakan bandwitch sebagai alat untuk mempermudah akses kepada pemustaka.

DAFTAR PUSTAKA
Arif, I. 2003. Konsep dan perencanaan dalam otomasi perpustakaan. Makalah Seminar dan Workshop Sehari Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan Menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan. Universitas Muhammadiyah Malang, 4 Oktober 2003. 14 hlm.
Fahmi, I. 2005. Desain dan implementasi perpustakaan elektronik: Integrasi perpustakaan terotomasi dan perpustakaan digital untuk Perpustakaan Nasional di Indonesia.
Haryadi, U. 1993. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan di Indonesia. Hasil Kongres UI dan Seminar. Jakarta: Pengurus Besar IPI. hlm 253-266.
Muharti, R. 2004. Model implementasi protokol OAI dalam Indonesia DLN dan hubungannya dengan digital library di luar negeri.
Sophia, S. 1998. Pemanfaatan jasa perpustakaan dan informasi oleh peneliti: kasus Pustaka. Jurnal Perpustakaan Pertanian 7(1): 9-14.
Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 467 hlm.
UNESCO. 1999. Materi TOT Technology Information & Communication oleh Unesco dan Perpustakaan Nasional RI di Yogyakarta.




[1] Arif, I. 2003. Konsep dan perencanaan dalam otomasi perpustakaan. Makalah Seminar dan Workshop Sehari Membangun Jaringan Perpustakaan Digital dan Otomasi Perpustakaan Menuju Masyarakat Berbasis Pengetahuan. Universitas Muhammadiyah Malang, 4 Oktober 2003. 14 hlm.
[2] Muharti, R. 2004. Model implementasi protokol OAI dalam Indonesia DLN dan hubungannya dengan digital library di luar negeri.

[3] Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hlm 467.
[4] Fahmi, I. 2005. Desain dan implementasi perpustakaan elektronik: Integrasi perpustakaan terotomasi dan perpustakaan digital untuk Perpustakaan Nasional di Indonesia.
[5] Sophia, S. 1998. Pemanfaatan jasa perpustakaan dan informasi oleh peneliti: kasus Pustaka. Jurnal Perpustakaan Pertanian 7(1): 9-14.

[6] UNESCO. 1999. Materi TOT Technology Information & Communication oleh Unesco dan Perpustakaan Nasional RI di Yogyakarta.