Pengembangan Koleksi Perpustakaan di PerguruanTinggi
Oleh
Sri Sumarsih, S.Sos.,
M.IP.
Perpustakaan
perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang
terdapat pada perguruan tinggi yang mempunyai
fungsi untuk menyediakan dan menyebarluaskan informasi yang digunakan untuk membantu
perguruan tinggi dalam mencapai tujuannya yakni Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan,
penelitian, dan pengabdian masyarakat). Fungsi tersebut dapat diimplementasikan
melalui pengelolaan sumber informasi khususnya koleksi bahan perpustakaan dengan
baik sesuai standar yang telah ditetapkan melalui kebijakan dalam pengembangan koleksi.
Koleksi perpustakaan merupakan sumber informasi yang dapat digunakan oleh pemustaka di
perpustakaan. Jenis koleksi bahan perpustakaan di perpustakaan dapat berupa koleksi
cetak dan noncetak. Kebutuhan pemustaka terkait
dengan sumber informasi di perpustakaan sangat beragam, sehingga perlunya perpustakaan
untuk mengelola dalam penyediaannya sehingga diperoleh koleksi yang
berkualitas.Koleksi yang baik
hanya berasal dari pemilihan bahan perpustakaan yang baik pula. Oleh sebab itu, perlunya untuk melakukan pengelolaan
koleksi sesuai mekanisme yang telah di tetapkan yaitu dengan melakukan pengembangan
koleksi. Mekanisme yang perlu dilakukan dalam pengembangan koleksi yaitu mulai dari
menentukan dan merumuskan tentang kebijakan dalam pengembangan koleksi antara lain
dengan menetapkan prioritas dan melakukan pemilihan bahan perpustakaan.
Dalampemilihan bahan pustaka perlunya melibatkan seluruh komponen baik pengelola
perpustakaan khususnya pustakawan dan sivitas akademika yang akan dilayaninya.
Pengembagan
koleksi perpustakaan merupakan kegiatan yang penting dalam perpustakaan yang
mencakup semua kegiatan untuk memperluas koleksi yang ada di perpustakaaan,
terutama kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi. Kegiatan pemilihan
adalah proses mengidentifikasirekaman informasi yang akan ditamabhkan pada koleksi yang telah ada
di perpustakaan, sedangkan kegiatan evaluasi mencakup semua upaya untuk mengetahui
sejauhmana seluruh rangkaian kegiatan pemilihan, pengadaan dan pemeliharaan koleksi
telah mencapai tujuan akhir, yaitu membangun koleksi yang sesuai dengan kebutuhan
pemakai dan didayagunakan secara optimal.
Sedangkan
menurut Yulia (2009:2.3), pengembangan koleksia dalah proses menghasilkan kepastian
bahwa perpustakaan memenuhike butuhan informasi dari populasi yang dilayaninya dalam
acara yang tepat waktu dan ekonomis, menggunakan sumberdaya informasi yang
diproduksi di dalam maupun di luar organisasi. Menurut Depdiknas (2004:43)
pengembangan koleksi meliputi kegiatan memilih dan mengadakan bahan perpustakaan
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pustakawan bersama-sama dengan sivitas
perguruan tingginya.
MenurutYulia (2009:1.3) dalam rangka
menyediakan informasi bagi penggunaanya maka diperpustakaan dikenal dengan istilah
“pengembangankoleksi”, meliputi kegiatan seleksi dan penggadaan bahan pustaka
yang sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Perpustakaan harus menentukan
bahan pustaka yang tepat yang paling banyak dibutuhkan oleh penggunanya, supaya
pemanfaatan koleksi perpustakaan menjadi optimum.
Pendayagunaan koleksi sangat diperlukan karena
kegiatan ini merupakan upaya perpustakaan dalam merumuskan berbagai
ketentuan/kebijakan. Kebijakan yang akan diterapkan pada layanan. Pembinaan
koleksi perpustakaan adalah kegiatan yang dilakukan sejak koleksi pertama atau
dasar terbentuk. Pembinaan koleksi perpustakaan mencakup :
1. Perumusan kebijakan agar koleksi
perpustakaan sesuai dengan keperluan masyarakat pemakai, jumlah bahan pustaka
selalu mencukupi. Mutu koleksi perpustakaan dibentuk oleh kegiatan pembinaan
koleksi ini.
2. Penjabaran kebijakan ini :
a. Menyusun rencana opersional
pembinaan koleksi. Kegiatan ini adalah mencakup perencanaan kebutuhan koleksi,
sistem dan metode pengadaan,pengolahan, penyusunan, dan pemberdayaan dan
pemberian layanan serta penyediaan anggaran yang diperlukan.
b. Menghimpun. Alat seleksi
bahan pustaka kegiatan ini adalah mengumpulkan semua sumber informasi
literature yang akan dipakai dalam proses penyeleksian dan penentuan bahan
pustaka yang sekarang diadakan. Sumber-sumber informasi ini misalnya katalog penerbit,
bibliografi, buletin, abstrak dan indeks, brosur terbitan terbaru, dan daftar
terbitan tambahan. Sumber informasi tersebut akan lebih lengkap apabila isi
buku, harga, penerbit dan toko buku yang menyediakannya.
c. Survei
minat pemakai. Kegiatan ini pada dasarnya adalah membuat instrument,
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data serta membuat laporan hasil survey
untuk mengetahui bidang atau sebjek yang diminati pemakai yang dapat dilakukan
penelitian dan wawancara yang dilakukan olh pustakawan dengan para pemakai
potensial yang rajin ke perpustakaan.
Tujuan Pengembangan Koleksi
Dalam buku pedoman Perpustakaan
Perguruan Tinggi (1995:30) menyatakan ”Tujuan pengembangan koleksi perpustakaan
perlu dirumuskan dan sesuaikan dengan kondisi serta kenyataan yang ada di
perguruan tinggi agar perpustakaan dapat secara berencana mengembangkan
koleksinya. ”Sulistyo-Basuki (1991 : 14 ) menyatakan untuk menilai apakah bahan
pustaka berkualitas atau tidak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Membandingkan koleksi perpustakaan sesuai standar
yang ditebitkan.
b) Membandingkan koleksi perpustakaan dengan koleksi
perpustakaan sejenis terutama dengan
perpustakaan
sejenis yang besar.
c) Melakukan kajian berapa banyak koleksi yang
digunakan.
d) Minat bantuan pakar untuk menila koleksi yang ada
sesuai dengan bidang spesialis masing-masing.
Pengembangankoleksi
di perguruan
tinggi dilakukanuntuk
menunjang pelaksanaan program perguruan tinggi sesuai dengan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian
pada masyarakat.
1. Dharma pertama yaitu
pendidikan dan pengajaran dilaksanakan dengan cara mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, menyajikan, dan
menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen
sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2. Dharma yang kedua yaitu
penelitian, dilakukan melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan, dan menyebarluaskan
informasi bagi peneliti.
3. Dharma yang ketiga yaitu pengabdian kepada
masyarakat, diselenggarakan melaui kegiatan
mengumpulkan, mengolah, menyimpan,
menyajikan informasi bagi masyarakat.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis
menyimpulkan bahwa tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk
memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan di lingkungan lembaga tinggi, yang
bukan hanya untuk mahasiswa saja, tetapi juga untuk dosen dan para staf yang
berada di lembaga tinggi tersebut. Serta memberikan jasa informasi untuk
mendukung, mempelancar dan mempertinggi kualitas program kegiatan perguruan
tinggi tempatnya bernaung.
Pemilihan Bahan Pustaka
Proses pemilihan bahan pustaka
merupakan kegiatan yang harus dibatasi oleh tujuan dan sarana yang ingin
dicapai perpustakaan. Dimana kegiatan pemilihan bahan pustaka merupakan proses
mengevaluasi bahan pustaka yang akan dipilih sesuai dengan kebijakan
perpustakaan. Kemampuan pengguna yang dilayani, dana, tenaga, dan pengolah yang
tersedia di perpustakaan.
Dalam buku Pedoman Pembinaan Koleksi perpustakaan dan
pengetahuan Literature dinyatakan bahwa adapun cara pemilihan bahan pustska
adalah :
1. Pemilihan dilakukan berdasarkan sarana pengguna
perpustakaan
2. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan menggunakan
alat-alat bantu pemilihan buku
3. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan cara
mengevaluasi buku secara langsung.
4. Berdasarkan hasil pembicaraan atau diskusi tentang
buku yang dikelompokkan dari kelompok diskusi atau media komunikasi.
Alat Bantu Pemilihan
Untuk melakukan pemilihan bahan
pustaka di perlukan alat bantu seleksi. Menurut Sulistyo-Basuki (1991 : 432)
karena seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan
dan berhubungan dengan mutu perpustakaaan yang bersangkutan, alat bantu seleksi
antara lain :
1. Silabus mata kuliah
2. Katalog penerbit/berita buku
3. Bibliografi
4. Daftar perolehan buku
5. Tinjauan dari resensi buku
6. Iklan dan selebaran terbitan baru
7. Book inprint
8. Pangkalan data
9. Situs Web
Setiap perpustakaan memiliki struktur
organisasi tersendiri, sehingga dalam menentukan seleksi bahan pustaka atau
struktur organisasi. Secara garis besar alat bantu seleksi bahan pustaka
terdiri atas dua bagian :
1. Alat Bantu
Seleksi
Yaitu alat yang dapat membantu pustakawan untuk
memutuskan apakah bahan pustaka diseleksi. Karena informasi yang diberikan
dalam alat bantu tersebut tidak terbatas pada data bibliografis, tetapi juga
mencakup keterangan lain diperlukan untuk mengambil keputusan. Informasi ini bisa
diberikan dalam bentuk notasi singkat saja, bisa berupa tinjauan (review)
dengan panjang dan bervariasi.
Contoh alat bantu seleksi yaitu :
a. Majalah, tinjauan buku/bahan pustaka lain
b. Daftar judul untuk jenis perpustakaan tertentu (
core, list, subjek tertentu atau kelompok tertentu).
c. Indeks, misalnya book review indeks dan
sebagainya
2. Alat indeks
dan verifikasi
Yaitu alat bantu seleksi yang hanya mencantumkan data
bibliografi bahan pustaka (kadang-kadang dengan harga) alat seperti ini di pakai
untuk mengetahui judul yang telah diterbitkan atau yang akan di terbitkan dalam
bidang subjek tertentu alat bantu ini dapat dipakai untuk mengetahui verifikasi
apakah judul atas nama pengarang, beberapa harganya, tebitan berseri atau bahan
pandang dengar, masih ada dipasaran dan verifikasi atau tidak.
Prinsip Pemilihan Bahan Pustaka
Dalam pemilihan bahan pustaka harus memiliki beberapa
prinsip, dan mampu memenuhi kebutuhan pengguna secara efisien dan optimal.
Menurut Soeatimah (1992:76) ada empat prinsip dalam pemilihan bahan pustaka
yang harus di pilih secara cermat dan disesuaikan dengan :
a. Minat dan kebutuhan masyrakat pemakai.
b. Tujuan fungsi dan ruang lingkup layanan
perpustakaan.
c. Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti
yang positif.
d. Pustaka yang mmenuhi kualitas dan persyaratan.
Seleksi Bahan Pustaka
Tahapan seleksi bahan pustaka dilakukan untuk
keberhasilan kegiatan pengembangan koleksi. Seleksi bahan pustaka merupakan
langkah penting untuk menciptakan mutu koleksi yang memiliki kualitas.
Seleksi bahan pustaka dilakukan dengan pemilihan bahan
pustaka yang akan dilayanin untuk pengguna dengan pemilihan bahan pustaka.
Koleksi yang dilayanankan harus diseleksi apakah sesuai dengan pengguna.
Ketetapan pemilihan koleksi ditentukan oleh beberapa prinsip penyeleksian bahan
pustaka, antara lain :
1) Pemilihan bahan pustaka yang tepat untuk pengguna
perpustakaan
2) Permintaan pengguna
3) Pemilihan bahan pustaka harus benar-benar dapat
mengembangkan dan memperkaya pengetahuan
pengguna.
4) Setiap bahan pustaka harus dibina berdasarkan
rencana tertentu.
Selain alat bantu yang disebut di dalam kutipan di
atas. Alat bantu lain yang juga dapat dijadikan acuan dalam seleksi adalah
brosur buku dari penerbitan, resensi buku dan majalah, surat kabar, dan media
lain. Tim seleksi (selector) tinggal melihat alat bantu mana yang sesuai dengan
kebutuhan agar mekanisme kerja maksimal. Menurut Siregar (2002 : 6) dalam
melaksanakan seleksi bahan pustaka hendaknya memperhatikan pedoman dalam
penentuan kebijakan pengembangan koleksi, antara lain :
a) Relevansi (kesesuaian)
Pemilihan dan pengadaan bahan pustaka
terkait dengan kepuasan pengguna yang direlevansi dengan kebutuhan pengguna.
b) Kelengkapan.
Koleksi perpustakaan tidak hanya
terdiri dari buku-buku teks saja tetapi juga menyangkut bidang ilmu lain yang
berkaitan dengan bahan penelitian.
c) Kemuktahiran.
Perpustakaan harus selalu mengadakan
pemburuan dalam koleksi, sehingga informasi yang disajikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan. Sebagai contoh kemuktahiran koleksi tersebut dapat dilihat
dari tahun terbit.
d) Kerjasama.
Perlunya kerjasama yang baik dan
harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pengembangan koleksi berjalan dengan
baik. Dalam kerjasama ini melibatkan beberapa pihak yang berkompeten agar
koleksi yang disajikan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
e) Alat bantu seleksi.
Untuk memudahkan mengetahui informasi
koleksi secara lengkap hendaknya pemilihan koleksi menggunakan alat bantu yang
tepat.
Kebijakan pengembangan koleksi
Koleksi yang baik hanya berasal dari
pemilihan bahan perpustakaan yang baik pula. Untuk itu, diperlukan kebijakan yang
memandu pengembangan koleksi. Dengan kebijakan pengembangan koleksi, yang
secara resmi disahkan oleh pimpinan perguruan tinggi, perpustakaan memiliki
pegangan untuk mengembangkan koleksinya. Selain itu, perpustakaan juga akan
memiliki kekuatan resmi untuk menjalin hubungan dengan berbagai pihak, baik
didalam maupun diluar lembaganya. Pengembangan koleksi haruslah selalu didasari
asas tertentu,yang harus dipegang teguh.perpustakaan harus menjaga agar
koleksinya berimbang sehingga mampu memenuhi kebutuhan dosen, mahasiswa, dan
peneliti. Demikian pula kebutuhan kurikulum perlu diperhatikan. Sebab itu, asas
pengembangan koleksi perlu diperhatikan dalam memili bahan perpustakaan, antara
lain, kerelevanan, berorientasi kepada kebutuhan pengguna, kelengkapan, kemuktahiran,
dan kerja sama.
Berdasarkan kebijakan yang telah
ditetapkan, perpustakaan memilih dan mengadakan bahan perpustakaan. Kegiatan
ini melibatkan pustakawan, dosen, peneliti, mahasiswa, serta pihak lain yang
berkepentingan dengan perpustakaan. Pemilihan bahan perpustakaan harus cermat
sebelum sampai kepada langkah pengadaannya. Setiap judul yang diusulkan untuk
dipesan harus diperiksa kebenaran data bibliografinya agar tidak menyulitkan
pengadaan bahan pustaka tersebut. Pengadaan bahan perpustakaan merupakan proses
yang panjang dan mahal karena melibatkan berbagai pihak,disamping harga buku
yang terus meningkat.Proses yang panjang dan mahal ini biasanya tidak
didasarioleh pengguna. Bahan perpustakaan yang diterima dibuatkan kedalinya
yang berupa katalog, Dengan katalog, perpustakaan dapat mengenali seluruh
koleksinya. Melalui katalog, pengguna dapat mengetahui koleksi perpustakaan. Di
sinilah peranan penting pengkatalogan dan pengklasifikasian bahan pustaka
perpustakaan. Selain mengendalikan koleksi, kedua hai itu sekaligus juga
menginformasikan koleksi bahan perpustakaan. Setelah selesai diolah, bahan
perpustakaan diserahkan ke bagian pelayanan.
Kebijakan pengembangan koleksi didasari asas berikut:
1. Kerelevanan. Koleksi hendaknya relevan
dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat perguruan tinggi. Karena itu, perpustakaan perlu memperhatikan jenis
dan jenjang program yang ada. Jenis program berhubungan dengan jumlah dan besar
fakultas, jurusan. Program studi, lembaga, dan seterusnya. Jenjang program
meliputi program diploma, sarjana (S1), pasca sarjana (S2), spesialis, dan
seterusnya. Arah pengembangan pembelajaran jarak jauh (distance learning) atau
pembelajaran maya (e-learning) juga akan sangat berpengaruh pada pilihan jenis
media dari bahan perpustakaan yang perlu dikembangkan.
2. Berorientasi kepada
kebutuhan pengguna.
Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna.
Pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah tenaga pengajar, tenaga peneliti,
tenaga administrasi, mahasiswa, dan alumni, yang kebutuhannya akan informasi
berbeda-beda.
3. Kelengkapan. Koleksi hendaknya jangan
hanya terdiri atas buku ajar yang langsung dipakai dalam perkuliahan, tetapi
juga meliputi bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada secara
lengkap (lihat Kep.Mendiknas, No. 0234/U/2000, tentang Pedoman Pendirian
Perguruan Tinggi).
4. Kemutakhiran. Koleksi hendaknya
mencerminkan kemutakhiran. Ini berarti bahwa perpustakan
harus mengadakan dan memperbaharui
bahan perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
5. Kerja sama. Koleksi hendaknya merupakan
hasil kerja sama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi,
yaitu antara pustakawan, tenaga pengajar, dan mahasiswa. Dengan kerja sama,
diharapkan pengembangan koleksi dapat berdaya guna dan berhasil guna.
6. Rangkaian Kegiatan. Pada umumnya, pengembangan
koleksi meliputi rangkaian kegiatan sebagai berikut:
a. Menentukan
kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna
sesuai dengan asas tersebut di atas. Kebijakan ini disusun bersama oleh sebuah
tim yang dibentuk dengan keputusan rektor dan anggotanya terdiri atas unsur
perpustakaan, fskultas atau jurusan, dan unit lain
b. Menentukan
kewenangan, tugas, dan tanggung jawab semua unsur yang terrlibat dalam
pengembangan koleksi.
c.
Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota sivitas akademika
yang dilayani. Hal ini dapat dilakukan dengan cara , antara lain:
1. Mempelajari
kurikulum setiap program studi
2. Memberikan
kesempatan sivitas akademika untuk memberikan usulan melalui berbagai media
komunikasi
3. Menyediakan
formulir usulan pengadaan buku, baik secara tercetak maupun maya
4. Menyigi
pengguna secara berkala untuk menilai keberhasilan perpustakaan dalam melayani
pengguna
d. Memilih
dan mengadakan bahan perpustakaan lewat pembelian, tukar-menukar, hadiah, dan
penerbitan sendiri menurut prosedur yang tertib
e. Merawat bahan perpustakaan
f. Menyiangi koleksi
g. Menevaluasi koleksi.
Untuk melaksanakan semua kegiatan
tersebut, diperlukan anggaran yang memadai, karyawan yang cakap dan
berdedikasi, struktur organisasi yang mantap, dan alat bantu pemilihan bahan
perpustakaan
yang relevan.
Perumusan Kebijakan pengembangan koleksi
Menurut Yulia (2006 : 25) tujuan
Pengembangan koleksi perpustakaan perlu dirumuskan dan disesuaikan dengan
kebutuhan sivitas akademika di perguruan tinggi agar perpustakaan dapat secara
terencana mengembangkan koleksinya.Yang perlu dipertimbangkan dalam merumuskan
kebijakan pengembangan koleksi, antara lain:
a) Program Lembaga
b) Model pembelajaran yang dijalankan
c) Kebutuhan pengguna
d) Jenis koleksi
e) Kriteria bahan perpustakaan
f) Jumlah eksemplar
g) Bahasa
Kewenangan merumuskan kebijakan pengembangan koleksi
dipercayakan kepada:
a. Pustakawan
b. Wakil sivitas akademika
c. Wakil unit penelitian dan unit lain yang terkait.
Yang berhak untuk mengusulkan pembelian bahan
perpustakaan adalah:
a. Pustakawan
b. Tenaga pengajar dan peneliti
c. Mahasiswa
d. Pihak atau unsur unit kerja lain, bila diperlukan
Yang berhak melakukan seleksi terhadap usulan
pembelian bahan perpustakaan adalah tim seleksi. Sedangkan yang behak menetapkan
pengadaan bahan perpustakaan yang telah diseleksi adalah kepala perpustakaan.
Kerangka kebijakan pengembangan koleksi
a. Pendahuluan
Dalam bagian ini dijelaskan alasan
perlunya kebijakan pengembangan koleksi, siapa yang bertanggung jawab, dan
untuk siapa bahan perpustakaan diadakan.
b. Tujuan
Dalam bagian ini diuraikan tujuan
perpustakaan dan perguruan tinggi yang dilayani. Tujuan hendaknya jelas dan
mudah dicapai.
c. Kebijakan pengembagan
koleksi
Bagian ini memuat inti kebijakan
pemilihan dan pengadaan bahan perpustakaan. Di bagian ini dijelaskan siapa yang
berwenang, cara memilih, pertimbangan yang dipakai, dan siapa yang bertanggung
jawab untuk memutuskan pengadaan. Keputusan akhir seyogyanya ditentukan oleh
pimpinan perpustakaan.
d. Kebijakan evaluasi dan
penyiangan
Bagian ini menguraikan manfaat, daya
guna, dan hasil guna koleksi perpustakaan dalam memenuhi tujuan dan funsi
perpustakaan serta kebutuhan masyarakat yang dilayani.
Hal-hal pokok yang harus ditetapkan berkaitan dengan
koleksi adalah:
1.Menyusun rencana operasional pengadaan bahan pustaka
yang meliputi:
a. Perumusan kebijakan tentang
koleksi, mencakup pedoman, peraturan, penekanan, penyediaan
anggaran.
b. Mempelajari peta dan kondisi
masyarakat pemakai.
c. Presentasi bidang-bidang
pengetahuan bahan pustaka yang akan diadakan.
d. Seleksi, dengan berpedoman
kepada atau bersumber pada katalog terbitan, brosur dan selebaran,
bibliografi, daftar tambahan,
permintaan pemakai, perkembangan penerbitan, perkembangan
informasi, dan lain-lain.
2.Menghimpun alat seleksi bahan pustaka
3.Survei minat pemakai
4.Survei bahan pustaka
5.Membuat dan menyusun desiderata.
Pengadaan Bahan Pustaka
Pengadaan atau akuisisi koleksi bahan
pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan dumber-sumber
informasi bagi perpustakaan yang baru dibentuk atau didirikan, kegiatan ini
meliputi pekerjaan penentuan kriteria pembentukan koleksi awal. Untuk
perpustakaan yang sudah berjalan, kegiatan pengadaan untuk menambah dan
melengkapi koleksi yang sudah ada.
Untuk melakukan kegiatan pengadaan bahan pustaka maka
perpustakaan dapat menetapkan metode dalam memperluas koleksi, baik dengan
metode pembelian, pemesanan, hadiah, sumbangan,titipan, atau tukar-menukar.
a. Pembelian
Pengadaan bahan pustaka yang di
peroleh melalui transaksi jual beli. Perpustakaan bisa membuat daftar pesanan
bahan pustaka pada agen dan penerbit. Selain itu pustakawan juga dapat terjun
langsung ke toko buku untuk melihat koleksi yang benar-benar dapat bermanfaat
bagi pengguna.
b. Hadiah
Pengadaan bahan pustaka yang dapat
menguntungkan bagi perpustakaan, karena perpustakaan tidak perlu mengeluarkan
dana untuk memperoleh bahan pustaka. Sehingga perolehan bahan pustaka melalui
hadiah dapat menghemat anggaran dana di suatu perpustakaan dalam penerimaan
hadiah tim seleksi (selector) juga harus tanggap terhadap hadiah yang masuk
menjadi koleksi perpustakaan. Hal tersebut sangat di perlukan karena mencegah
hadiah yang informasinya sudah tidak muktahir untuk dijadikan koleksi perpustakaan
biasanya di peroleh melalui :
• Promosi penerbit pada perpustakaan
• Lembaga pendidikan
• Lembaga pemerintahan dan swasta
• Sumbangan luar negeri
• Hadiah perorangan
c. Titipan.
Koleksi yang berasal dari perorangan
atau lembaga yang menitipkan koleksinya pada perpustakaan. Perolehan koleksi
terjadi tanpa terencena sehingga perlu seleksi yang benar terhadap koleksi.
Perpustakaan harus memperhatikan koleksi yang dititipkan, jangan sampai
perpustakaan menambah biaya operasional perawatan koleksi karena kondisi yang
telah usang.
d. Tukar-menukar
Pengadaan bahan pustaka ini dilakukan
secara terencana karena biasanya pertukaran dilakukan adanya kerjasama antar
perpustakaan. Pertukaran bahan pustaka dapat dilakukan apabilah perpustakaan
memiliki jumlah eksemplar yamg terlalu banyak dan sejumlah koleksi yang tidak
dapat diperlukan lagi tetapi dibutuhkan oleh perpustakaan lain. Proses
tukar-menukar sangat jarang dilakukan bila dibandingkan dengan pengadaan bahan
pustaka dengan cara pembelian, hadiah dan sumbangan.
e. Terbitan Berseri
Tidak semua dapat menerbitkan bahan pustaka sendiri.
Jenis perpustakaan pendidikan seperti perpustakaan yang sering menerbitkan
bahan pustaka sendiri. Perpustakaan tersebut mengumpulkan hasil karya
mahasiswa
seperti : skripsi, hasil penelitian, dan hasil karya lainnya.
Jenis-jenis Bahan Pustaka
Jenis-jenis bahan pustaka di perpustakaan dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Karya Cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran
manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:
a. Buku
Buku adalah bahan pustaka yang
merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi
perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO tebal buku paling sedikit 49 halaman
tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan
buku rujukan.
Beberapa jenis buku antara lain sebagai berikut:
1. Buku teks (buku wajib), yang telah digariskan oleh
pemerintah.
Contoh: Berbagai buku wajib yang dikeluarkan
oleh pemerintah yang digunakan di SD, SMP, SMA serta penunjang perkuliahan.
2. Buku Penunjang; buku pengayaan yang telah mendapat
rekomendasi dari pemerintah untuk
digunakan di
sekolah-sekolah, dan buku penunjang untuk kalangan mahasiswa tentang bidang
tertentu.
3. Buku fiksi serta buku bergambar yang dapat
mempengaruhi rasa ingin tahu dan dapat
mengembangkan imajinasi anak didik.
4. Buku popular (umum), merupakan buku yang berisi
ilmu pengetahuan secara umum dan popular.
5. Buku rujukan (referens)
merupakan buku yang menggambarkan isi yang tidak mendalam dan kadang-kadang
hanya memuat informasi tertentu saja seperti arti kata. Buku rujukan(referens) tidak
perlu dibaca secara keseluruhan sehingga cara penyusunannya berbeda dengan
susunan buku.
b. Terbitan
berseri
Bahan pustaka yang direncanakan untuk
diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Bahan pustaka yang
termasuk terbitan berseri adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan,
bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti
laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya.
2. Karya Noncetak
Karya noncetak adalah hasil pemikiran
manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah,
melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman
gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah
bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari
beberapa jenis, diantaraya adalah sebagai adalah sebagai berikut :
a. Rekaman suara
Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita
kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku
pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.
b. Gambar hidup dan rekaman video
Gambar hidup dan rekaman suara
terdiri dari film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga
dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana
cara menggunakan perpustakaan.
c. Bahan Grafika
Ada dua tipe bahan grafika yaitu
bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto,
gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat
(misalnya slide, transparansi, dan filmstrip).
d. Bahan kartografi
Bahan kartografi terdiri dari peta,
atlas, bola dunia, foto udara, dan sebagainya.
3. Bentuk Mikro
Bentuk mikro adalah suatu istilah
yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media
film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang
dinamakan microreder. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak
dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya
meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Ada tiga
macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:
a. Mikrofilm, bentuk mikro dalam
gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.
b. Mikrofis, bentuk mikro dalam
lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.
c. Microopaque, bentuk mikro
dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidaktembus
cahaya.ukuran sebesar mikrofis.
4. Karya Dalam Bentuk Elektronik
Dengaan adanya teknologi informasi,
maka informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis
dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti
komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.
Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut
dengan bahan pandang dengar (audio visual) juga merupakan koleksi perpustakaan.
Bahan pandang dengan memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan
oleh indra mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan
media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia. Contoh:
video, kaset, piringan hitam, CD-ROM, VCD, slide, dan film.
DAFTAR PUSTAKA
_________,
2005.Perpustakaan Perguruan Tinggi :Buku Pedoman. ed. ke 3.
DirektoratJenderal
Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan Nasional RI. Jakarta.
Depdiknas. 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi.
Jakarta: Depdiknas
Siregar, Belling. 2002. Pengembangan Koleksi
:Bahan kursus keterampilan perpustakaan di Medan
dari tanggal 12 Agustus - 15
November. Medan.
Soeatimah. Perpustakaan,
kepustakaan, dan pustakwan.Kanisius.Yogyakarta. 1992
Sujana,
Janti G. danYulia, Yuyu. 2006. Modul Pengembangan Koleksi. Universitas
Terbuka. Jakarta.
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu
Perpustakaan. Pustaka Utama. Jakarta.
Yulia, Yuyu dan Jayanti G Sujana.
2009. Pengembangan Koleksi. Jakarta: Universitas
Terbuka